Rabu, 05 Juni 2013

Analisis Perkembangan Daerah Sumatera Selatan

Perkembangan Daerah Sumatera Selatan 2008-2013 Visi pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013 adalah “Sumatera Selatan Sejahtera dan Terdepan Bersama Masyarakat Cerdas yang Berbudaya”. Dengan visi ini, masa depan Sumatera Selatan yang diinginkan adalah : Daerah yang memiliki sumber daya manusia handal dengan produktivitas tinggi yang bermartabat dan berkeadilan Daerah Surplus pangan yang berkelanjutan dan komoditas perdagangan yang berdaya saing tinggi Daerah lumbung energi nasional Daerah industri maju berbasis sumber daya lokal dengan optimasi peningkatan nilai tambah dan modal Daerah yang mempunyai jati diri sejati yang tidak luntur dengan majunya ekonomi dan teknologi serta pengaruh budaya baru. Secara konsisten, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menuangkan upayanya untuk mencapai hal tersebut ke dalam perencanaan, strategi dan berbagai program pembangunan yang dikristalisasikan ke dalam 3 (tiga) hal pokok, yaitu Reorientasi, Reposisi, dan Revitalisasi. Reorientasi, ditujukan untuk mengubah dari pertumbuhan ekonomi menjadi perbaikan ekonomi termasuk atau sekaligus pemerataan. Manajemen pembangunan diarahkan untuk memacu pemerataan melalui pertumbuhan bukan sebaliknya. Pertumbuhan adalah alat ukur yang mengindikasikan kemajuan pencapaian kesejahteraan, yang dalam bentuk sederhana berupa pengurangan jumlah penduduk miskin dan pengangguran Reposisi, dimaksudkan sebagai perubahan peran Pemerintah Provinsi dari pelaksana menjadi perencana, pelaksana dan pembiaya pembangunan sekaligus. Perubahan peran tersebut mengharuskan perbedaan pola kerja pimpinan puncak Pemerintah Provinsi dari mengatur ke dalam (inward looking) menjadi mencari ke luar (outward looking). Artinya, daerah tidak dapat sepenuhnya menggantungkan pada kekuatan sumber daya alam yang tersedia tetapi harus mampu membangun jejaring yang luas (pembiayaan, kerjasama, pasar, investasi). Revitalisasi, dimaksudkan untuk menguatkan kembali perencanaan jangka panjang dan lembaga perencana. Dalam satu daerah hanya ada satu rencana pembangunan induk yang menjadi acuan semua pihak terkait dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pembiayaan. Hal ini memungkinkan terjadinya keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga lebih efektif, efisien dan profesional. Menuju masyrakat sejahtera merupakan upaya yang menuntut perubahan mendasar yang dramatis. Oleh karena itulah, penekanan khusus pada peruahan diangkat menjadi tema pokok pembangunan Sumatera Selatan, yakni “PERUBAHAN MELALUI REORIENTASI, REPOSISI DAN REVITALISASI (3R-CHANGE)“. Perubahan mendasar yang dramatis dimulai dalam bidang pendidikan dan kesehatan dengan program sekolah gratis dan berobat gratis. Program yang dibiayai secara bersama oleh Provinsi dan 15 Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan ini terbukti mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) setiap tahun, bahkan diatas rata-rata nasional. Peningkatan setiap tahun juga pada Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah , dan Pengeluaran per Kapita. Peningkatan ini terjadi di semua kabupaten/kota, yang membuktikan bahwa program yang dilaksanakan secara bersama akan membuahkan hasil yang juga dinikmati bersama. Perubahan dramatis juga terjadi di bidang pengelolaan keuangan, baik dalam meningkatkan pendapatan maupun belanja anggaran pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan pengelolaan mutu perencanaan yang disusun secara bersama antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan ditindaklanjuti dengan peningkatan sistem penganggaran yang baik, transparan dan akuntabel. Bermodalkan kemampuan keuangan dareah yang dapat diandalkan tersebut, upaya peningkatan pendanaan dari luar untuk mempercepat pembangunan daerah, khususnya penyediaan infrastruktur, dapat dilangsungkan dengan posisi tawar daerah yang lebih seimbang. Dengan demikian terbangun jejaring kerjasama yang lebih luas, yang salah satunya terwujud melalui penyelenggaraan event Internasional South East Asia (SEA) Games ke 26 dengan hampir 80% pembiayaan didukung oleh swasta. Dampak dari perubahan tersebut juga dirasakan hingga ke daerah Kabupaten/Kota, yang ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan daerah kabupaten/Kota, yang ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan daerah yang meningkat secara signifikan, jaringan aksesibilitas antar daerah yang semakin luas, dan terutama pembangunan daerah yang semakin seimbang antara daerah yang satu dengan yang lain. Namun berbagai perubahan tersebut tidaklah terlepas pengaruh internal dan eksternal. Pertambahan penduduk, pelayanan pendidikan dan kesehatan, konflik lahan, batas wilayah, tata kelola pemerintahan, pemerintah yang bersih, infrastruktur, pemanfaatan sumber daya alam, adalah beberapa masalah internal yang seringkali menghambat. Perluasan peluang kerja, investasi, produksi dan produktivitas, nilai tambah, kerjasama pembangunan, regulasi, politik, merupakan beberapa pengaruh eksternal yang seringkali menunda bahkan membatalkan rencana pembangunan yang telah disusun. Dibutuhkan aparat yang profesional, yang mampu menangkap ketidaksinkronan atau potensi konflik yang mengganggu bahkan menghambat perubahan positif yang hendak dilakukan. Dengan semangat perubahan mesin birokrasi pemerintah harus didukung oleh aparat yang memiliki enterpreneurship, tidak hanya berindak administratif dan kaku dengan aturan semata tetapi memiliki kreativitas, inovatif, menemukan terobosan, dan mendahulukan pelayanan daripada mengharapkan hasil/imbal balik. Kegiatan pembangunan tidak dapat lagi disusun secara rutinitas, melainkan harus disusun dengan memperhitungkan untung-rugi, kemanfaatan nyata bagi masyarakat dan daerah. Dengan demikian kemajuan pembangunan daerah dapat lebih dicapai. Berbagai prestasi pembangunan daerah yang telah diraih, baik oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Pengakuan Pemerintah pusat dan dari berbagai pihak dalam dan luar negeri mendandai keberhasilan yang dicapai sebagai dampak positif upaya perubahan yang dilangsungkan dalam kurun waktu hampir 5 tahun ini. Pengakuan tersebut meliputi antar lain bidang pendidikan, kesehatan, perencanaan pembangunan, pengelolaan keuangan daerah, litbang, investasi, pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, transmigrasi, perumahan rakyat, energi dan sumber daya mineral, olahraga, dan penanggulangan bencana.

Cara Mengatasi Wilayah Perbatasan Agar Tidak Lepas Dari Negara Indonesia

Cara Mengatasi Wilayah Perbatasan Agar Tidak Lepas Dari Negara Indonesia Mengapa Orang Papua Minta Merdeka? Permasalahan Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah terjadi sejak permulaan integrasi Papua ke dalam NKRI. Proses integrasi yang dipaksakan melalui penentuan pendapat rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 sesungguhnya tidak adil karena hanya melibatkan 1.045 orang. Dari jumlah tersebut tidak semuanya orang Papua. Bahkan ironinya, hampir semua peserta PEPERA dikondisikan untuk memilih bergabung dengan NKRI. Setelah diintegrasikan fase berikutnya adalah operasi militer dan intelejen untuk menghancurkan rakyat Papua yang berideologi lain. Kelompok-kelompok masyarakat yang mencoba menyuarakan keadilan di atas tanah Papua dihancurkan secara sistematis. Atas nama keutuhan NKRI, pembunuhan, penghilangan dan pemerkosaan terhadap rakyat Papua dilegalkan. Fase selanjutnya adalah eksploitasi sumber daya alam dan transmigrasi. Sumber daya alam, terutama hasil hutan, hasil laut, tambang dan minyak bumi dikeruk. Pada waktu yang bersamaan, dengan alasan demi pemerataan penduduk, ribuan orang didatangkan ke tanah Papua melalui program transmigrasi. Eksploitasi sumber daya alam di tanah Papua terus berlangsung, sementara manusia Papua terabaikan bahkan terlupakan. Akibatnya, setelah 43 tahun (1969-2012) manusia Papua tetap terbelakang. Bahkan penduduk dan orang Papua yang berdiam di tanah ini tercatat sebagai manusia termiskin di Indonesia. Ironi yang tidak dapat diterima dengan akal sehat, sebab Papua terkenal sebagai pulau terkaya di Indonesia bahkan di seantero jagad, tetapi penduduknya hidup miskin. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat Papua, kita tidak perlu menggunakan aneka teori sosial, sebab ke mana mata memandang, pasti dijumpai orang Papua yang hidup melarat. Perumahan kumuh, tanpa fasilitas yang memadai, pendidikan dan kesehatan yang terbelakang. Akibatnya mata rantai kebodohan terus berlanjut. Dan lebih tragis lagi kondisi kesehatan orang Papua yang sangat memprihatinkan. Kehidupan ekonomi orang Papua berada jauh di bawah kaum imigran yang menguasai semua sektor ekonomi. Jurang kesenjangan sosial dan ekonomi yang sangat dalam tentu menimbulkan gesekan yang sering digiring ke ranah politik. Setiap kali orang Papua mengekspresikan kekecewaan atas berbagai bentuk ketidakadilan yang dialaminya, selalu diberi stigma makar. Orang Papua pantas berteriak dan memperjuangkan nasibnya karena setelah sekian puluh tahun digabungkan dengan Indonesia, mereka tidak mengalami kemajuan apa pun. Pembangunan yang dilakukan di Papua dinikmati oleh kaum imigran yang tinggal di kota-kota di Papua. Sementara orang Papua yang semakin termarginal tidak menikmati apa pun. Rasa tidak puas akan ketimpangan pembangunan dan lambannya upaya mengentaskan kemiskinan bagi orang Papua menimbulkan aneka gejolak. Namun, sayangnya, setiap gejolak yag muncul selalu ditafsirkan sebagai upaya untuk memisahkan diri dari NKRI. Entah mengapa, Indonesia selalu takut dan alergi terhadap tuntutan orang Papua untuk memisahkan diri? Kalau pembangunan berjalan lancar, kalau saja orang Papua diperhatikan, kalau saja derajat dan martabat hidup orang Papua dihormati, tentu tidak ada suara-suara merdeka/referendum. “Ngapaian orang Papua berteriak merdeka, kalau mereka sudah sejahtera?” Justru keterpurukan hidup yang mereka alami selama ini mendorong mereka untuk memperjuangkan nasibnya yang tidak kunjung berubah. Sampai saat ini, pembangunan untuk Papua belum memadai. Aneka kebijikan dan peraturan yang dibuat untuk menyejahterakan orang Papua belum mampu membawa perubahan bagi hidup orang Papua. Mengapa? Hal yang tidak dapat disangkal bahwa tidak ada kepercayaan dan penghargaan terhadap martabat manusia Papua sebagai pemilik sah atas tanah Papua. Orang Papua selalu dicurigai. Tidak ada lagi kepercayaan terhadap orang Papua, sebab setiap orang Papua yang memiliki pikiran dan tindakan kritis selalu dicap sebaga separatis. Bentuk kecurigaan pemerintah Republik Indonesia terhadap orang Papua termanifestasi dalam dan melalui kehadiran aparat militer yang tidak dapat dibendung. Di mana-mana di tanah Papua dibangun pos-pos militer untuk mengawasi gerak hidup orang Papua. Akibatnya, orang Papua tidak merasa nyaman di atas tanahnya sendiri.Kita patut merenung: “Orang Papua sudah hidup menderita, selalu diawasi, dan diberi aneka stigma negatif. Bagaimana rasanya hidup menderita di atas tanah yang kaya raya? Bagaimana menyaksikan orang lain hidup kaya raya sementara para pemilik tanah ini hidup melarat?” http://sejarah.kompasiana.com/2012/11/14/mengapa-orang-papua-minta-merdeka-509020.html

Jumat, 08 Maret 2013

DEFENISI HUKUM

DEFENISI HUKUM Pada umumnya yang dimaksud hukum adalah segala peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam kehidupan bersama yang dapat dipaksakan dengan suatu sanksi dalam pelaksanaannya. Pandangan tiap-tiap orang ataupun tiap ahli hukum tentang pengertian hukum itu berbeda-beda. Berikut pendapat para tokoh mengenai definisi hukum. 1. Aristoteles : "Particular law is that which each community lays down and applies to its own member. Universal law is the law of nature". 2. Grotius : "Law is a rule of moral action obliging to that which is right". 3. Hobbes : "Where as law, properly is the word of him, that by right had command over others". 4. Prof. Mr Dr C. van Vollenhoven : "Recht is een verschijnsel in rusteloze wisselwerking van stuw en tegenstuw". Menurut kami hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang yang berisi perintah ataupun larangan untuk mengatur tingkah laku manusia guna mencapai keadilan, keseimbangan dan keselarasan dalam hidup. Dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kekacauan dan lain sebagainya dalam hidup. Sebagai contoh, dalam suatu negara pasti terdapat suatu peraturan-peraturan yang mengatur tentang hubungan orang atau warga negara dengan negara. Itu disebut hukum. Contoh lain dalam suatu masyarakat ataupun daerah terdapat suatu tata-cara dalam bertingkah laku dalam masyarakat atau daerah tersebut. Itu juga disebut hukum. Yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih

Sabtu, 30 Juli 2011

Minggu, 30 Mei 2010

risensi film CASE 39

Dimulainya cerita ini dengan ditugaskannya Emily Jenkins (Renee Zellweger) untuk menyelidiki kasus penganiayaan orang tua terhadap anak. Edward Sullivan (Callum Keith Rennie) dan Margaret Sullivan (Kerry O’Malley) diduga melakukan penyiksaan terhadap anak kandung mereka, Lillith (Jodelle Ferland), seorang anak perempuan berusia 10 tahun.

Menanggapi laporan Lillith, maka polisi menugaskan Emily untuk menyelidiki kasus ini. Setelah memutuskan untuk mendatangi rumah keluarga Sullivan namun tidak mendapatkan keterangan yang dimaksud, Emily mencoba berkomunikasi dengan Lillith dengan mengundang keluarga mereka ke kantor polisi dan berbicara berdua dengan Lillith. Dari keterangan Lillith, Emily mendapat keterangan bahwa Edward dan Margaret berusaha membunuhnya.

Saat Edward dan Margaret berusaha membunuh Lillith dengan memasukkannya ke dalam oven, Emily secara kebetulan datang dan berhasil menyelamatkan Lillith. Kali ini Edward dan Margaret tidak dapat berkelit dan mereka dimasukkan ke penjara. Melalui proses yang singkat, akhirnya Lillith tinggal bersama Emily dan kehidupan Emily pun mulai berubah.

Kecurigaan polisi terhadap Lillith mulai terjadi pada saat mereka menemukan bukti adanya panggilan telepon dari rumah Emily ke rumah Pedro (salah satu teman sekelas Lillith) dimalam sebelum Pedro membunuh kedua orangtuanya. Lillith tidak pernah mengakui bahwa ia menghubungi Pedro, namun polisi yakin bahwa memang ia yang menghubungi Pedro. Merasa dicurigai oleh Polisi, terutama Detektif Doglas, Lillith menunjukkan ancamannya dan keesokan harinya Douglas ditemukan tewas dengan dugaan bunuh diri.

Emily mulai curiga dan merasa terancam dengan kehadiran Lillith, ditambah lagi satu persatu orang yang berada di dekatnya tewas dengan cara yang sama, bunuh diri. Emily mencoba mencari tahu siapa sebenarnya Lillith, atas dasar cerita kedua orang tua Lillith, Emily percaya bahwa Lillith bukan seorang anak perempuan biasa, tapi adalah jelmaan setan. Berbagai cara dilakukan Emily untuk menghindari Lillith, tapi tak bisa. Hingga suatu ketika Emily berhasil membunuh Lillith dengan cara melawan rasa takutnya.

Tidak banyak ketegangan yang didapat ketika menonton film ini, akhir cerita bisa ditebak sejak film mulai berada di tangah. Namun, tetap menarik untuk ditonton saat mengisi waktu senggan

Mengenal Diri Sendiri

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.

Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri?

Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.

Apakah anda jujur pada diri anda sendiri?

Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?

Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.

Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?

Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.

Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri?

Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

KEGIATAN ALTERNATIF

Ambil waktu senggang, carilah suasana tenang. Persiapkan diri anda untuk melakukan kegiatan ini. Mungkin kegiatan ini akan berlangsung selama 30 menit atau lebih. Dalam melaksanakan kegiatan ini bersikaplah seperti menonton film kehidupan anda. Jangan biarkan emosi anda terlibat. Berusahalah untuk menerima apa yang telah terjadi. Bila anda bermaksud menafsirkan apa yang mungkin terlintas dalam kegiatan ini, maka anggaplah bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia, selalu bertujuan, dan baik bagi pengembangan diri.

1. Ambillah secarik kertas, tuliskan nama, tempat dan tanggal lahir, dan data pribadi anda lain yang patut anda ketahui. Mampukah anda mengenal diri anda melalui data-data yang anda tulis sendiri sembari melepaskan segala harapan-harapan, ketakutan dan kecemasan yang mungkin pernah ditanamkan dalam benak anda? Mampukah anda melihat diri anda melalui data-data yang anda tulis dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah anda bisa menyadari bagaimana kepribadian yang biasa anda kenakan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Kini tuliskan riwayat pekerjaan anda. Anda bisa memulainya dari awal atau akhir. Yang penting adalah anda mampu melihat seluruh riwayat pekerjaan anda secara utuh. Mungkin di saat menulis itu, anda teringat pada hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Biarkan saja. Sekali lagi, pandanglah catatan riwayat pekerjaan anda sesederhana mungkin. Tetapi amati setiap kecenderungan yang muncul yang menerbitkan kegembiraan dalam pekerjaan anda.
3. Tuliskan riwayat pendidikan anda, sejak kecil hingga sekarang. Tuliskan pula ketrampilan dan hal-hal apa yang pernah anda pelajari. Sebagian mungkin semakin terasah. Sebagian lain terlupakan. Lihatlah seluruh riwayat pendidikan dan pengajaran anda secara utuh. Amati setiap kecenderungan yang membuat hidup anda terasa menyenangkan. Apakah anda mampu menemukan hubungan antara pendidikan anda dengan pekerjaan anda sekarang?
4. Cobalah menulis kegiatan-kegiatan yang anda lakukan. Biasanya itu adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat hidup terasa penuh gairah. Bisa berupa hobi, petualangan, organisasi sosial, agama, seni, olahraga, dan lain-lain. Apakah anda menemukan hubungan antara kegiatan-kegiatan ini dengan pekerjaan dan karir anda sekarang?
5. Lihatlah diri anda kini secara utuh, sekali lagi dengan pandangan yang polos dan sederhana (tanpa dibebani harapan akan masa depan dan penyesalan pada masa lalu), mampukah anda menemukan diri anda sekarang sebagai sebuah simpul dari benang-benang masa lalu? Bisakah anda menemukan hubungan dari semua ini?

Berjalan di atas potensi dan bakat diri selalu berkaitan erat dengan kebahagiaan dan gairah hidup. Bila anda benar-benar mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan potensi dan bakat, anda akan menemukan kegembiraan dan energi yang luar biasa besar. Kegiatan di atas hanya selembar kegiatan alternatif untuk mengenal titik-titik potensi yang memicu kebahagiaan dalam diri (bila sekarang anda masih bisa merasakan gairah atas kegiatan anda di masa lalu, maka itu adalah gairah yang muncul dari potensi diri anda.) Tentu takkan cukup lima point kegiatan di atas untuk benar-benar mengenal diri, karena mengenal diri adalah proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya, dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa hanya dengan menjadi diri sendirilah seseorang menemukan kebahagiaan sejatinya. Dan, pengembangan diri semestinya bertujuan untuk menemukan kebahagiaan diri yang sejati, bukan yang lain.